Sabtu, 24 Maret 2012





INTELEGENSI MANUSIA

Intelegensi adalah kemampuan kognitif individu untuk belajar dari pengalaman,beradaptasi dengan lingkungan,dan keahlian dalam pemecahan masalah

TEORI – TEORI INTELEGENSI
Teori – Teori mengenai intelegensi ada beberapa macam, diantaranya:
1. Teori Two- Faktor
Inteligensi terdiri dari faktor G (general factor) kecerdasan umum yang berfungsi dalam setiap aktivitas mental & faktor S (specific factors) kemampuan khusus seseorang: verbal, numerikal, mekanikal, perhatian, imajinasi, dll.(Charles Spearman)
2. Teori Primary Mental Abilities
Inteligensi terdiri sekelompok faktor (primary Mental Abilities): verbal comprehension, numerical, spasial visualization, perseptual ability, memory, reasoning & word fluency. (L.L Thurstone).
3. Teori Triarchis
Menggambarkan proses berpikir sebagai komponen yang diklasifikasikan menurut fungsi & sifat: 
  • Meta component: mengidentifikasi masalah, merencanakan, menunjukan perhatian dan memantau sejauh mana strategi yang dipilih tersebut bekerja. 
  • Performance component: melaksanakan strategi yang telah dipilih. 
  • Knowledge acquisition component : menyangkut perolehan pengetahuan (Sternberg).
TEORI – TEORI INTELEGENSI
Teori – Teori mengenai intelegensi ada beberapa macam, diantaranya:
1. Teori Two- Faktor
Inteligensi terdiri dari faktor G (general factor) kecerdasan umum yang berfungsi dalam setiap aktivitas mental & faktor S (specific factors) kemampuan khusus seseorang: verbal, numerikal, mekanikal, perhatian, imajinasi, dll.(Charles Spearman)
2. Teori Primary Mental Abilities
Inteligensi terdiri sekelompok faktor (primary Mental Abilities): verbal comprehension, numerical, spasial visualization, perseptual ability, memory, reasoning & word fluency. (L.L Thurstone).
3. Teori Triarchis
Menggambarkan proses berpikir sebagai komponen yang diklasifikasikan menurut fungsi & sifat: 
  • Meta component: mengidentifikasi masalah, merencanakan, menunjukan perhatian dan memantau sejauh mana strategi yang dipilih tersebut bekerja. 
  • Performance component: melaksanakan strategi yang telah dipilih. 
  • Knowledge acquisition component : menyangkut perolehan pengetahuan (Sternberg).
PENGUKURAN INTELEGENSI
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog asal Perancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_Binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Sperrman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (general factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori Faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.
Di samping alat-alat tes di atas, banyak dikembangkan alat tes dengan tujuan yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan kultur di mana alat tes tersebut dibuat.
Validitas dan Reliabilitas
Test intelegensi kebanyakan menggunakan prestasi sekolah sebagai promotor atau kriteria utamanya. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tes intelegensi memang mempunyai korelasi yang amat tinggi dengan prestasi sekolah. Jadi dalam hal ini tes tersebut valid. Pertanyaan validitas, dan khususnya reliabilitas tes intelegensi menyangkut pada pengaruh budaya. Bila tes dapat dibuat sama sekali tidak dipengaruhi oleh budaya (Culture Fair atau Culture Free) maka tes tersebut dapat diharapkan reliabel (dapat dipakai di mana saja).
Jenis-Jenis Tes Intelegensi
Berdasarkan penataannya ada beberapa jenis tes intelegensi, yaitu :
1)  Tes Intelegensi individual, beberapa di antaranya:
a. Stanford – Binet Intelegence Scale.
b. Wechster – Bellevue Intelegence Scale (WBIS)
c. Wechster – Intelegence Scale For Children (WISC)
d. Wechster – Adult Intelegence Scale (WAIS)
e. Wechster Preschool and Prymary Scale of Intelegence (WPPSI)
2) Tes Intelegensi kelompok, beberapa di antaranya:
a. Pintner Cunningham Prymary Test
b. The California Test of Mental Makurity
c. The Henmon – Nelson Test Mental Ability
d. Otis – Lennon Mental Ability Test
e. Progassive Matrices
3) Tes Intellegensi dengan tindakan perbuatan=
Untuk tujuan program layanan bimbingan di sekolah yang akan dibahas adalah tes intelegensi kelompok berupa:
  1. The California Test of Mental Maturity (CTMM) 
  2. The Henmon – Nelson Test Mental Ability 
  3. Otis – Lennon Mental Ability Test, and 
  4. Progassive Matrices. (22)
SUMBER:
Santrock, J.W. 2008. Psikologi Pendidikan (edisi kedua).Kencana. Jakarta
king,Laura A. 2010.Psikologi Umum.Salemba Humanika.Jakarta
http://www.psychologymania.com/2011/09/intelegensi-manusia.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar